Kamis, 29 September 2011

Awesome Projects

PROPELLER CLOCK
pertama kali melihat proyek ini (2007), saya betul-betul kagum,kok bisa-bisanya deretan led diputar trus menampilkan efek jam,berfungsi lagi!!! hmmm,dari situ saya cari tau gimana prinsip kerjanya,ternyata permainan timing penyalaan tiap led yang terilhami dari prinsip scanning seperti scanning pada seven segmen. salut buat orang yang pertama kali bikin propeller clock!!!!mantap idenya.tapi sepertinya proyek ini hanya sebagai hiasan saja,kurang cocok kalo dipake sehari-hari untuk menggantikan jam konvensional,kenapa?pake motor-->berisik,faktor life time motor juga; gak efisien-->supply buat motor plus mikronya juga(jam lonvensional cuma buuh batere AAA sebiji bisa tahan tahunan).tapi,proyek ini cukup whorted untuk dicoba.hmmm mudah-mudahan ada waktu...

The Propeller Clock by cool__black


LED CUBE
Led disusun bertingkat membentuk kubus yang ketika menyala membentuk pola-pola indah sesuai program yang dibenamkan di mikrokontrolernya.kalo saya bilang,wajib dicoba!!selain gak seribet propeller clock dan pov, aplikasi led cube lebih applicable,bisa buat sekedar hiasan,lampu tidur,etalase,dsb.liat proyek led cube mini saya di blog ini,sudah lengkap layout beserta list programnya juga.



POV (Persistence Of Vision)
Prinsip kerja sama persis seperti propeller clock,permainan timing/delay penyalaan led yang kalo berotasi akan membentuk pola/tulisan tapi lebih simple dari propeller clock dalam hal pemrogramannya.bisa dipasang di kipas angin,roda(jeruji) sepeda atau motor.

pov tekniği ile RGB LED'lerle havaya yazı yazma by korhan231989

My POV  :)


SPINNING LED
Proyek yang simpel tapi bagus,tp sebenarnya gak bisa dibilang simpel juga sih, karena pake motor lebih dari satu,susahnya yaitu gimana caranya catu buat led agar ketika semua motor berputar,catu led tetap konek sempurna. Gak pake program pun (pake rangkaian analog ) juga udah bagus ,cuma led nyala doang juga bagus,karena berputar!!jadi efeknya ntar tiap led seperti neon kalo berputar.




Jumat, 23 September 2011

Tips Memilih Speaker Multimedia

Banyaknya brand speaker multimedia kerap membikin bingung konsumen,bahkan tiap brand pun punya banyak tipe.Tak heran di beberapa forum komputer banyak sekali thread yang menanyakan pilihan untuk membeli merek apa yang price & performance-nya bagus.
Beberapa point berikut bisa dijadikan parameter dalam memilih speaker multimedia dari segi teknik ,bukan berdasarkan merek lho ya,kalo berdasarkan merek ya pasti milih yang mahal dong,karena biasanya kualitas sebanding harga.


DIMENSI,MATERIAL BOX.
Kenapa? Karena dalam dunia audio lebih susah merancang box speaker daripada merancang sirkuitnya(elektronik). Gampangnya gini,kalo kmponen/topologi rangkaian kurang bagus,kita bisa mengupgrade/mod.tapi kalo box'nya yg kurang baik kita gak bisa ngapa2in,upgrade kmponen jg tidak begitu signifikan hasilnya.contohnya,rata2 kejelekan speaker multimedia ada di satelit'nya,bahan plastik,dimensi kecil,jd jangan harap bisa memproduksi vokal yg bagus..cempreng,nusuk telinga..coba aja hidupkan tanpa subwoofer..bakal sakit tuh telinga.jadi kalo bisa,pilih speaker yang satelitnya terbuat dari papan MDF,sama kaya subwoofernya.dimensi juga pilih yang kira2 sesuai ma diameter drivernya (liat rumus design box speaker).
Untuk box subwoofer hampir smua dah terbuat dr papan MDF,dimensi dah sesuai ma diameter driver,jadi yang perlu diperhatikan tinggal desain'nya.isobarik,semi isobarik atau ported (jarang yang model sealed-belum pernah liat-).lalu pilih yang mana? Tergantung selera anda,karena karakter tiap tipe beda.untuk yg suka bass-head boleh coba tipe isobarik/semi isobarik ,keuntungan:bas gede walaupun dimensi box kecil(spl),kekurangan:bass kurang solid,banyak yang boomy (tp ada jg yg bagus).
Tipe ported lebih solid,gak se-boomy tipe isobarik,tapi level/spl gak sekenceng/menggelegar kaya isobarik.tipe ported banyak disukai penikmat musik. Tipe isobarik banyak disukai penggemar game & movie.

HINDARI KONTROL VOLUME DENGAN KABEL
Idealnya perjalanan signal audio harus sependek mungkin.semakin panjang transfer signal dari source ke speaker, potensi penurunan kualitas suara semakin besar.Karena kabel adalah sumber noise paling utama. jadi, hendaknya hindari speaker multimedia dengan kontrol volume dengan kabel yang panjang.Disisi lain,hal itu lebih rentan terhadap potensi masalah putusnya kabel.

BYPASS/TUTUP LEVEL SUBWOOFER SAAT TES DENGAR
Imho,rata-rata kekurangan speaker multimedia adalah repro mid dan hignya yang cempreng [tapi tidak semua].jarena kebanyakan satelitnya terbuat dari material plastik dengan desain yang [kebanyakan] dibuat[mengutamakan] unik agar terlihat menarik.dengan cara tes dengar terpisah sepeti ini,akan jelas terdengar repro asli dari satelit,karena suara satelit yang cempreng akan tidak terlalu kentaran jika dipadukan dengan subwoofer,frekuensi rendah subwoofer yang lebih dominan levelnya [kwbanyakan speaker],seolah -olah bisa meng-cover suara satelit yang terlalu bright,nusuk bin cempreng,namun akan sangat kentara sekali nantinya jika digunakan untuk mendengarkan musik-musik yang mengutamakan vokal dan instrumen,seperti jazz.vokal terlalu maju/mundur,suara penyanyi yang latar aslinya di dalam hall seperti nyanyi dalam sebuah tangki/kaleng raksasa,instrumen melengking menusuk telinga.tes dengar tanpa subwoofer juga dimaksudkan untuk mengecek staging dan efek stereo/separasi kanal R & L bagus apa tidak,dengan cara ini akan lebih kentara.



Bersambung... (LAGI)