Kemampuan membaca dengan
baik merupakan prestasi seseorang yang paling berharga. Dunia kita merupakan
dunia baca. Kian banyak kita membaca, kian banyak informasi yang kita peroleh,
kian banyak ilmu pengetahuan yang kita miliki (Bond Pinker dan Wasson dalam
Tarigan, 2008:31).
Tiap orang terdidik dan
terpelajar, terpanggil untuk menjadi pewaris dan bendaharawan ilmu pengetahuann
yang dihasilkan oleh manusia. Ilmu pengetahuan itu diabadikan dengan media
tulisan menjadi antara lain, buku-buku yang disimpan di perpustakaan agar
menjadi ilmu pengetahuan yang dimuat dapat digunakan, dikembangkan, dan
disebarluaskan. Kaum pelajar, kaum cendekiawan pada setiap zaman menjadi
pewaris dan sekaligus bendaharawan ilmu pengetahuan dan menyimpannya sebagai
harta berharga, juga bertugas menggunakan, menyebarluaskan, dan membuatnya
berkembang.
Untuk menjadi pewaris dan
bendaharawan ilmu pengetahuan pelajar atau siswa harus menjadi pembaca yang
baik, yang mempunyai kebiasaan secara efisien dan efektif sehingga tugas
panggilan tersebut dapat terlaksana secara lancar. Dengan kemampuan yang
efektif dan efisien, setiap pelajar akan dapat memasuki dunia keilmuan dengan
penuh pesona, memahami khasanah kearifan yang
banyak hikmat dan mengembangkan berbagai keterampilan lainnya yang dapat
berharga untuk kelak mencapai sukses dalam hidup. Aktivitas membaca terampil
akan membukakan jendela pengetahuan yang luas, gerbang kearifan yang dalam, dan
lorongkeahlian yang lebr di masa depan. (Tarigan, 2008:10).
Kemampuan membaca teks Bahasa
Indonesia pada sekolah menengah, baik tingkat pertama maupun tingkat atas,
hingga kini masih menjadi masalah, baik dari segi pelaksanaannya maupun
kemampuan siswa memahami isi bacaan. Melalaui kegiatan pengajaran Bahasa
Indonesia disekolah lanjutan pertama diharapkan siswa memiliki pengetahuan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar, bersikap positif terhadap Bahasa
Indonesia serta mengembangkan kemampuan membaca untuk kepentingan pendidikan
lebih lanjut. Harapan demikian, adalah wajar sebab sekolah lanjutan adalah
lembaga pendidikan yang mempersiapkan siswanya ke jenjang pendidikan yang lebih
tinggi.
Berkaitan dengan kemampuan
membaca teks Bahasa Indonesia pada sekolah lanjutan, dijelaskan pula
a;ternatif melakukan aktivitas membaca
untuk studi yang lain dari kebiasaan yang mungkin dilakukan sampai sekarang.
Alternative itu bermaksud memberikan:
1. Kecepatan
membaca yang sesuai dengan tujuan membaca dan tingkat kesukaran bahan serta
tingkat pemahaman yang hendak dicapai;
2. Hasil-hasil
pemahaman yang tertanam kuat-kuat dalam ingatan;
3. Hasil-hasil
pemahaman yang tepat seperti yang dimakksudkan oleh penulis/pengarang;
4. Hasil-hasil
pemahaman yang memperkaya diri pembaca dan pembantu untuk mengambangkan
ilmunya;
5. Hasil-hasil
pemahaman yang dapat membantu pembaca untuk mahir membingkiskan gagasan yaitu
pengarang/penulis.
Teknik pengajaran membaca
sebagai bagian yang integral dari pengajaran bahasa Indonesia, memiliki banyak
pola yang dasarnya memiliki kesesuaian dalam proses dan arah pelaksanaannya.
Salah satu teknik yang dimaksud adalah metode Quantum Learning. Menurut hasil pengamatan peneliti
di SMA DDI Maros Jalan Takwa No
19 tepatnya di kelas XII, kemampuan siswa dalam membaca cepat masih sangat
rendah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor berdasarkan hasil diskusi
dan tanya jawab dengan
siswa dan guru
antara lain diperoleh data: pertama,
berdasarkan tanya jawab dengan
siswa menyatakan belajar membaca namun
belum pernah belajar membaca cepat dengan suatu strategi pembelajaran.
Secara umum guru masih
menerapkan proses pembelajaran seperti biasa yaitu guru berceramah dan siswa
mengerjakan tugas atau pun diberikan latihan. Guru hanya mengajarkan siswa
untuk membaca tanpa disertai dengan strategi yang dapat
memudahkan siswa untuk membaca
dengan cepat serta dapat memahami isi
bacaan pula. Kedua,
berdasarkan
keterangan guru, siswa juga diberi pelajaran membaca kurang berminat dan kurang
tertarik dengan bacaan yang disajikan. Ketiga, berdasarkan hasil Tanya jawab
dengan siswa, mereka ingin pembelajaran yang menyenangkan.
Metode Quantum Learning yang digunakan untuk pembelajaran membaca cepat
dalam penelitian ini adalah penerapan pembelajaran berbasis kompetensi. Dalam
pendekatan ini dirancang untuk
menerapkan strategi yang
variatif serta sistem assessment/ penilaian yang
lebih reliable meliputi evaluasi
proses dan evaluasi hasil.
Kurangnya kemampuan membaca
cepat pada diri siswa disebabkan oleh beberapa faktor. Mungkin hal ini
dikarenakan kurangnya motivasi siswa untuk membaca, siswa jarang membaca,
kurangnya guru memberikan tugas membaca, kurangnya sumber bacaan, terutama
kurangnya latihan siswa dalam membaca. Namun guru tetap harus profesional
memberikan pelayanan terbaik bagi siswa. Bagaimana pun beratnya permasalahan
mendidik siswa, guru harus tetap selalu eksis mencari solusi yang terbaik bagi
kemajuan siswanya. Jika paktor penyebab tadi didapat, maka secepatnya guru
mengantisipasinya dengan berbagai metode dan teknik.
Oleh sebab itu, salah satu
metode yang akan diterapkan peneliti kepada siswa adalah metode quantum learning. Mungkin dengan adanya
latihan yang diawasi secara ketat akan menimbulkan motivasi siswa untuk membaca
dan jika membaca sudah sering dilakukan maka kecepatan membaca pun akan
meningkat.
Sebetulnya apabila anak
sudah merasakan manfaat dari membaca, maka mereka akan sering melakukan membaca
dan merasa senang dengan kegiatan membaca. Namun karena mereka masih belum
merasakannya maka motivasi meraka pun akan kurang. Sedikit penulis akan
mengutarakan manfaat dari membaca sebagai hal yang akan melatarbelakangi
kurangnya kemampuan membaca cepat. Dengan banyak membaca dunia akan terbuka,
segala misteri akan terungkap, sedikit demi sedikit kebodohan akan terhapus,
karena dengan membaca akan menambah wawasan keilmuan.
Metode Quantum Learning ini dipilih karena Metode Quantum Learning pembelajaran ini lebih menekankan pada keaktifan
peserta didik dalam membangun pengetahuan yang dimiliki untuk mengatasi
permasalahan yang dihadapi. Pengajar (guru) bersikap interaktif dalam
pembelajaran dan menjadi fasilitator atau mediator bagi peserta didik dalam
pembelajaran.
Penilaian atas proses
belajar merupakan bagian integral dalam pembelajaran, dilakukan
melalui observasi terhadap hasil
kerja peserta didik, dan tidak harus selalu dalam bentuk tes/ujian
(Supratman: 2001). Untuk itu, peneliti akan
melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Meningkatkan Kemampuan
Membaca Cepat Siswa Melalui Metode Quantum
Learning Pada Siswa Kelas XII SMA DDI Maros Jalan Takwa No 19“.