Selasa, 21 April 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT SISWA MELALUI METODE QUANTUM LEARNING



Kemampuan membaca dengan baik merupakan prestasi seseorang yang paling berharga. Dunia kita merupakan dunia baca. Kian banyak kita membaca, kian banyak informasi yang kita peroleh, kian banyak ilmu pengetahuan yang kita miliki (Bond Pinker dan Wasson dalam Tarigan, 2008:31).
Tiap orang terdidik dan terpelajar, terpanggil untuk menjadi pewaris dan bendaharawan ilmu pengetahuann yang dihasilkan oleh manusia. Ilmu pengetahuan itu diabadikan dengan media tulisan menjadi antara lain, buku-buku yang disimpan di perpustakaan agar menjadi ilmu pengetahuan yang dimuat dapat digunakan, dikembangkan, dan disebarluaskan. Kaum pelajar, kaum cendekiawan pada setiap zaman menjadi pewaris dan sekaligus bendaharawan ilmu pengetahuan dan menyimpannya sebagai harta berharga, juga bertugas menggunakan, menyebarluaskan, dan membuatnya berkembang.
Untuk menjadi pewaris dan bendaharawan ilmu pengetahuan pelajar atau siswa harus menjadi pembaca yang baik, yang mempunyai kebiasaan secara efisien dan efektif sehingga tugas panggilan tersebut dapat terlaksana secara lancar. Dengan kemampuan yang efektif dan efisien, setiap pelajar akan dapat memasuki dunia keilmuan dengan

penuh pesona, memahami khasanah kearifan yang banyak hikmat dan mengembangkan berbagai keterampilan lainnya yang dapat berharga untuk kelak mencapai sukses dalam hidup. Aktivitas membaca terampil akan membukakan jendela pengetahuan yang luas, gerbang kearifan yang dalam, dan lorongkeahlian yang lebr di masa depan. (Tarigan, 2008:10).
Kemampuan membaca teks Bahasa Indonesia pada sekolah menengah, baik tingkat pertama maupun tingkat atas, hingga kini masih menjadi masalah, baik dari segi pelaksanaannya maupun kemampuan siswa memahami isi bacaan. Melalaui kegiatan pengajaran Bahasa Indonesia disekolah lanjutan pertama diharapkan siswa memiliki pengetahuan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, bersikap positif terhadap Bahasa Indonesia serta mengembangkan kemampuan membaca untuk kepentingan pendidikan lebih lanjut. Harapan demikian, adalah wajar sebab sekolah lanjutan adalah lembaga pendidikan yang mempersiapkan siswanya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Berkaitan dengan kemampuan membaca teks Bahasa Indonesia pada sekolah lanjutan, dijelaskan pula a;ternatif  melakukan aktivitas membaca untuk studi yang lain dari kebiasaan yang mungkin dilakukan sampai sekarang. Alternative itu bermaksud memberikan:
1.  Kecepatan membaca yang sesuai dengan tujuan membaca dan tingkat kesukaran bahan serta tingkat pemahaman yang hendak dicapai;
2.  Hasil-hasil pemahaman yang tertanam kuat-kuat dalam ingatan;
3.  Hasil-hasil pemahaman yang tepat seperti yang dimakksudkan oleh penulis/pengarang;
4.  Hasil-hasil pemahaman yang memperkaya diri pembaca dan pembantu untuk mengambangkan ilmunya;
5.  Hasil-hasil pemahaman yang dapat membantu pembaca untuk mahir membingkiskan gagasan yaitu pengarang/penulis.
Teknik pengajaran membaca sebagai bagian yang integral dari pengajaran bahasa Indonesia, memiliki banyak pola yang dasarnya memiliki kesesuaian dalam proses dan arah pelaksanaannya. Salah satu teknik yang dimaksud adalah metode Quantum Learning. Menurut hasil pengamatan  peneliti  di SMA  DDI Maros Jalan Takwa No 19 tepatnya di kelas XII, kemampuan siswa dalam membaca cepat masih sangat rendah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor berdasarkan hasil diskusi dan  tanya  jawab dengan  siswa  dan  guru  antara  lain  diperoleh data:  pertama,  berdasarkan  tanya jawab dengan siswa menyatakan belajar membaca namun  belum pernah belajar membaca cepat dengan suatu strategi  pembelajaran. 
Secara umum guru masih menerapkan proses pembelajaran seperti biasa yaitu guru berceramah dan siswa mengerjakan tugas atau pun diberikan latihan. Guru hanya mengajarkan siswa untuk membaca tanpa  disertai  dengan strategi yang  dapat  memudahkan  siswa  untuk membaca  dengan cepat serta dapat memahami isi  bacaan pula. Kedua, berdasarkan keterangan guru, siswa juga diberi pelajaran membaca kurang berminat dan kurang tertarik dengan bacaan yang disajikan. Ketiga, berdasarkan hasil Tanya jawab dengan siswa, mereka ingin pembelajaran yang menyenangkan. 
Metode Quantum Learning yang digunakan untuk pembelajaran membaca cepat dalam penelitian ini adalah penerapan pembelajaran berbasis kompetensi. Dalam pendekatan ini  dirancang  untuk  menerapkan  strategi  yang  variatif  serta sistem assessment/ penilaian  yang  lebih  reliable meliputi evaluasi proses  dan  evaluasi hasil.
Kurangnya kemampuan membaca cepat pada diri siswa disebabkan oleh beberapa faktor. Mungkin hal ini dikarenakan kurangnya motivasi siswa untuk membaca, siswa jarang membaca, kurangnya guru memberikan tugas membaca, kurangnya sumber bacaan, terutama kurangnya latihan siswa dalam membaca. Namun guru tetap harus profesional memberikan pelayanan terbaik bagi siswa. Bagaimana pun beratnya permasalahan mendidik siswa, guru harus tetap selalu eksis mencari solusi yang terbaik bagi kemajuan siswanya. Jika paktor penyebab tadi didapat, maka secepatnya guru mengantisipasinya dengan berbagai metode dan teknik.
Oleh sebab itu, salah satu metode yang akan diterapkan peneliti kepada siswa adalah metode quantum learning. Mungkin dengan adanya latihan yang diawasi secara ketat akan menimbulkan motivasi siswa untuk membaca dan jika membaca sudah sering dilakukan maka kecepatan membaca pun akan meningkat.
Sebetulnya apabila anak sudah merasakan manfaat dari membaca, maka mereka akan sering melakukan membaca dan merasa senang dengan kegiatan membaca. Namun karena mereka masih belum merasakannya maka motivasi meraka pun akan kurang. Sedikit penulis akan mengutarakan manfaat dari membaca sebagai hal yang akan melatarbelakangi kurangnya kemampuan membaca cepat. Dengan banyak membaca dunia akan terbuka, segala misteri akan terungkap, sedikit demi sedikit kebodohan akan terhapus, karena dengan membaca akan menambah wawasan keilmuan.
Metode Quantum Learning ini dipilih karena Metode Quantum Learning pembelajaran ini lebih menekankan pada keaktifan peserta didik dalam membangun pengetahuan yang dimiliki untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi. Pengajar (guru) bersikap interaktif dalam pembelajaran dan menjadi fasilitator atau mediator bagi peserta didik dalam pembelajaran.
Penilaian atas proses belajar merupakan bagian integral dalam pembelajaran,  dilakukan  melalui  observasi terhadap  hasil  kerja peserta didik, dan tidak harus selalu dalam bentuk tes/ujian (Supratman: 2001).  Untuk itu, peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Membaca Cepat Siswa Melalui Metode Quantum Learning Pada Siswa Kelas XII SMA DDI Maros Jalan Takwa No 19“.

0 komentar:

Posting Komentar